Posted by
Fahrizal
|
0
comments
JUPRI JAGOAN KAMPUNG SEBELAH
JUPRI JAGOAN KAMPUNG SEBELAH
Karya: rodli tl.
MUSIK GEMBIRA
DUA REMAJA BERSEPEDA DENGAN LAWAN ARAH. HAMPIR
MEREKA MAU TABRAKAN. MEREKA SALING MEMBANTING SETIR DAN KEDUANYA SAMA TERJATUH.
MEREKA CEPAT BANGUN DAN CEPAT BERJALAN SALING MENDEKAT, BERDIRI BERHADAPAN
DENGAN EKSPRESI MARAH
1. Jupri &
Sunti : (TIBA-TIBA MARAH) Hai,
hati-hati kalau bersepeda! Jangan melamun. Pelan-pelan dong kalau bersepeda.
Untung saja saya cepat menghindar, kalau tidak, bisa celaka kita. Eh bukan, kamu yang akan celaka!
2. Jupri : Kamu yang akan cedera!
3. Sunti : Kamu yang akan luka!
4. Jupri : Tanganmu pasti kesleo!
5. Sunti : Kakimu pasti patah!
6. Jupri : Kepalamu pasti benjolan!
7. Sunti : Hidungmu pasti cowel!
8. Jupri : Bibirmu pasti ndower!
9. Sunti : Kamu pasti mati!
10. Jupri : Kamu yang pasti mati
11. Sunti : Kamu!
12. Jupri : Kamu!
13. Sunti : Kamu!
14. Jupri : Kamu!
15. Sunti : Kamu!
16. Jupri : Kamu
17. Sunti &
Jupri : Kamuuuuuuuuuuuuuuuuu!
Kamuuuuuuuuuuu pasti matiiiiiiiiiiiiiii!
MEREKA SAMA-SAMA TERDIAM, TAPI MATA MEREKA
MASIH MEMENDAM MARAH. DADA MEREKA MASIH BERGEMURUH NAMUN NAFAS MEREKA
TERSENGAL-SENGAL.
MUSIK KERAS DAN CEPAT
MEREKA BERJALAN MENJAUH, NAMUN CEPAT MEMBALIK
BADAN DAN SALING BERPANDANGAN. CEPAT MEREKA BERLARI MENDEKAT DAN MAU SALING
MEMUKUL. KETIKA KEDUANYA MENGANGKAT TANGAN TIBA-TIBA MEREKA URUNGKAN. MEREKA
LALU LARI MENGANGKAT SEPEDANYA DAN CEPAT MENGAYUHNYA
PANGGUNG KOSONG
MUSIK LAMBAN
SUNTI MUNCUL BERHENTI PADA POJOK PANGGUNG.
18. Sunti : Apa yang terjadi pada saya.
Baru kali ini saya bisa marah seperti itu. Dan baru kali ini saya berani
bertengkar. Baru kali ini saya berani menatap mata laki-laki dalam waktu yang
lama. Hai penonton! Yang saya lakukan ini pantas atau tidak? Pantas? Tidak
pantas? Wajar bila sesekali manusia bertengkar, karena manusia memiliki nafsu
seperti Tuhan memberikannya pada hewan. Tapi saya punya akal, saya harus
mempertanyakannya. Kenapa semua itu bisa terjadi, sekali lagi, dan apa pantas
itu saya lakukan?!(BERTERIAK LALU DIAM) Jangan-jangan saya sedang masuk dalam
perangkap setan. Tidak, saya harus pergi dan ambil air untuk cuci muka. Orang
bilang, cuci muka itu bisa menghilangkan amarah. (MENAIKI SEPEDA LALU
DIAYUHNYA)
PANGGUNG SEPI. TIDAK LAMA KEMUDIAN JUPRI
MUNCUL
19. Jupri : (TERTAWA) Bodoh alias konyol.
Inilah saya si Jupri pemuda kampung sebelah. Baru saja bertengkar. Tidak mundur
selakangkahpun menghadapi musuhnya.
Seorang pejuang bilang. Mundur selangkah dalam peperangan berarti mati!
(TERTAWA)
Si Jupri kali ini adalah si Jagoan. Berani bertengkar. Jupri bukan
laki-laki yang banci. Jupri adalah laki-laki asli.( TERTAWA LALU BERTERIAK)
Emak! Bapak! Karto! Timin! Semua teman-temanku, lihat si Jupri, pemuda kampung
yang pemberani. Berani bertengkar. (TERTAWA MEMUJI DIRINYA SENDIRI) Jupri,
jupri. Kamu benar-benar hebat.(TERTAWA)
MUSIK KERAS
JUPRI MENGAYU
SEPEDANYA DENGAN PONGAH. BAK SEORANG PENDEKAR YANG BARU SAJA MEMENANGKAN
PERTARUNGAN.
TIBA-TIBA
MUNCUL SUNTI MEMBERHENTIKAN SEPEDA JUPRI. JUPRI LANSUNG BERHENTI LALU TURUN
DARI SEPEDA. MAJU DUA LANGKAH MENGAMBIL SLAYER DARI SAKUNYA LALU MENGIKAT DI
KEPALANYA. JUPRI MENAIKKAN LENGAN BAJUNYA LALU BERKACAK PINGGANG.
20. Jupri : Hai cewek. Saya si Jupri
jagoan kampung sebelah, Bila Jupri mundur dari pertarungan, kabarkan pada
dunia, bila jupri mati, mayatnya tidak perlu dibungkus dengan kain kafan,
21. Sunti : Siapa namnya?
22. Jupri : Jupri! Jagoan kampung sebelah
23. Sunti : Oh, cak Jupri (DIAM) Tidak
bertanya siapa nama saya?
24. Jupri : Boleh, siapa nama kamu?
25. Sunti : Sunti, tidak bilang nama yang
cantik seperti parasnya?
26. Jupri : Tidak. Jupri bukan seperti
laki-laki lain, juga bukan seperti si Julius yang takluk pada kecantikan
Cleopatra. Jupri adalah seperti Sulaiman yang tetap imannya tidak pernah goya
menghadapi si Bilqis.
27. Sunti : Cak Jupri, Pernah mendengar
kisah Qobil dan Habil. Mereka saling membunuh bukan karena kehendak nuraninya.
Ada kekuatan lain yang menjebaknya.
28. Jupri : Kamu tidak perlu menceramahi
saya. Saya sudah tahu semua. Itu karena tipu muslihat setan. Karena dia
terlanjur bersumpah pada Tuhan. Dia akan senantiasa mengajak dan mencelakahkan
Adam dan anak cucunya
29. Sunti : Cak Jupri cucunya tidak?
30. Jupri : Tidak perlu tahu kamu, siapa
orang-orang dibelakang saya
31. Sunti : Oh jadi keberanian kamu itu
lantaran kamu punya keluarga tentara, polisi atau penngacara, juga preman
barangkali.
32. Jupri : Jupri adalah si Jupri. Jupri
adalah seorang pemuda yang berani berkata inilah jupri, bukan seorang pemuda
yang beraninya hanya mengatakan inilah bapak saya. Jupri adalah Jupri
33. Sunti : Cak Jupri, saya menemukan
sesuatu yang aneh pada diri kamu?
34. Jupri : (TERTAWA) Terserah apa kamu
bilang!
35. Sunti : Otak kamu itu otak santri tapi
sikapmu adalah pemuda pos kamling
36. Jupri : Silakan kamu katakan seperti
apa saya ini. Tapi jangan sesekali memuji saya. Karena pujian adalah racun bagi
manusia. Pujian hanyalah milik Tuhan. Dan saya bukan pemuda yang krisis
akan perhatian.
37. Sunti : Terimakasih, cak jupri. Mohon
maaf lahir bathin. (BERGEGAS PERGI)
38. Jupri : Hai, kemana kamu kuntilanak.
Pertarungan kita belum dimulai. Ternyata kamu menipuku. Kamu mengalihkan
persoalan dengan diskusi kesana kemari. Kita belum bertarung, Sunti! Lebih
tepatnya suntilanak. Pengecut kamu. Padahal saya harus menunjukkan ke kalayak
ramai bahwa si Jupri adalah pemuda jagoan.(KE PENONTON) Apa kalian bilang.
Jupri tolol, (TERTAWA) Sunti adalah seorang perempuan?! Tidak perlu kalian
katakan itu! Mata Jupri tidak rabun, dan otak Jupri juga masih waras. Bisa
membedakan laki-laki dan perempuan. Tapi ingat, seorang jagoan tidak boleh
membedah-bedahkan jenis kelamin lawan, laki-laki perempuan, kecil besar, pendek
tinggi, musuh ya tetap musuh yang suatu saat akan mencelakakan kita. Seorang
jagoan harus waspada. Seorang jagoan harus menempatkan justru sisi lemah lawan
itu adalah kekuatan si lawan tersebut. Sekali lagi, waspada!
MUSIK
ROMANTIS
SUNTI
MASUK DENGAN MENDEKLAMASIKAN PUISI
Akulah si jagoan itu, tidak pernah undur, tidak pernah urung
Akulah si matahari, yang senantiasa setia pada bumi
dan pepohonannya seperti cintaku padamu
Bila engkau adalah mendung, aku adalah matahari menjadikannya
hujan
Bersemilah cinta kita
Seperti kelopak bunga di musim semi di kala fajar
Bila engkau ombak aku tetap berdiri menjadi karang menjaga engkau
menari
Menyanyilah burung camar diantara percikan air
Seperti suara cintaku yang terus bergemuruh
Akulah si jagoan itu, tidak mundur selangkahpun melempar cinta
pada samudra
Seperti nelayan melempar jala, hanya tahu tanda dalam kedalaman
laut ada ikan
Dan dalam kedalaman hatimu ada tanda-tanda aku temukan cintaku.
JUPRI
TERKEJUT BLINGSATAN
39. Jupri : Bajingan, suara dan puisi itu.
Saya lupa siapa pengarangnya tapi puisi itu menjadi milik saya waktu itu.
Bahkan sekarang. Bajingan, kenapa dia menamai dirinya Sunti, padahal yang saya
kenal dia adalah bunga. Ya bunga yang kami rebutkan cintanya diantara pemuda
kampung. Akulah si Jupri, si jagoan yang mengirimm puisi ini untuknya.
Bajingan, jupri akan gugur sebelum laga dimulai.
40. Sunti : Kamu tidak gugur Jupri, justru
kamu akan tumbuh bermanfaat. Seperti padi yang baru ditanam
41. Jupri : Pujian manusia pada manusia
adalah racun
42. Sunti : (MARAH) Ya akulah penebar
racun itu, lantaran saya ingin membunuhmu. Wahai si Jupri si jagoan. Tunjukkan
kesaktianmu, jangan engkau mundur
43. Jupri : Jupri si jagoan tidak akan
bergeming menghadapi siapun
44. Sunti : majulah, tamparlah pipiku!
45. Jupri : Kamu akan cedera!
46. Sunti : Kamu yang akan luka!
47. Jupri : Pipimu akan nanar!
48. Santi : Tanganmu pasti kesleo!
49. Sunti : Kakimu pasti patah!
50. Jupri : Kepalamu pasti benjolan!
51. Sunti : Hidungmu pasti cowel!
52. Jupri : Bibirmu pasti ndower!
53. Sunti : Kamu pasti mati!
54. Jupri : Kamu yang pasti mati
55. Sunti : Kamu!
56. Jupri : Kamu!
57. Sunti : Kamu!
58. Jupri : Kamu!
59. Sunti : Kamu!
60. Jupri : Kamu
61. Sunti &
Jupri : Kamuuuuuuuuuuuuuuuuu!
Kamuuuuuuuuuuu pasti matiiiiiiiiiiiiiii!
SUNTI
MENGUCAPKAN PUISI ITI DENGAN CEPAT SECEPAT-CEPATNYA
SEPI
MUSIK
ROMANTIS
JUPRI
BERJALAN KE POJOK DEPAN PANGGUNG SAMBIL MENDEKLAMASIKAN PUISINYA DENGAN SYAHDU.
JUPRI SEPERTINYA KALAH.
62. Sunti : Wahai si Jupri jagoan kampung
sebelah! Puisi ini adalah hidupmu. Jadilah matahari, jadilah pepohonan, jadilah
karang, jadilah nelayan. Wahai si jupri jadilah apa saja kamu. (MENYALAKAN API
DAN MEMBAKAR PUISI) Namun kamu tidak akan bisa mengalahkan api amarahmu
sendiri. Api yang kamu nyalahkan terus membakar puisimu, membakar hatimu,
membakar hidupmu. (TERTAWA)
MUSIK TRAGIS
IRINGI TAWA SUNTI
63. Sunti : Jadilah engkau abu jupri,
jadilah abu engkau! Jupri jagoan kampung sebelah mati di tangan seorang
perempuan yang ia cintai. Jupri si jagoan kampung sebelah mati karena api
amarahnya sendiri
MUSIK TETAP
TRAGIS MENUTUP PERTUNJUKAN
Lamongan, 27 September 2012
TAMAT
rodli tl,
pengasuh Sangbala Children Theatre. Menulis dan menyutradarahi puluhan pentas
teater. Beberapa kali menjadi sutradara terbaik pada festival tingkat regional
maupun nasional, pernah mendapatkan penghargaan dari MENDIKNAS RI atas kerja
kreatifnya mementaskan teater anak “Past Game” dan “Kaum Klepto” pada Festival
Seni Internasioanal 2008 dan 2010. Sutradara terbaik dalam lakon “Kadet Suwoko”
pada Festival Bulan Bahasa UM 2011. Sutaradara terbaik dengan lakon ZERO pada
Festival Teater Jatim DISBUDPAR TUBAN 2012.
Juga pernah
menyutradari pentas kolaborasi teater tari dan musik di TMII dengan lakon
“Tresna Sudra”
0 comments: