Posted by Fahrizal | 0 comments

R R's Changes

R R's Changes
Pada dasarnya ada 2 macam perubahan yang bisa kita lakukan, yaitu perubahan secara revolutionary atau evolutionary. Perubahan secara revolutionary lebih mengarah pada perubahan secara cepat dan setempat untuk menghasilkan terobosan baru. Sedangkan perubahan evolutionary akan memakan waktu lebih lama, tapi bisa menghasilkan perubahan secara lebih menyeluruh. Dua hal ini sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Tetapi ada solusi menarik yang menggunakan keduanya. Yang harus dilakukan adalah, kita harus merubah secara evolutionary dalam cara berbisnis. Tetapi di dalam pelaksanaannya harus berubah secara revolutionary. Misalnya, kalau saya mempunyai perusahaan komputer maka saya akan merubah semuanya mulai dari cara beli sampai dengan cara menjual. Dengan cara demikian, perusahaan kita akan kacau. Tetapi kalau kita melakukan perubahan itu secara evolutionary, misalkan dalam empat bulan                                                                   
ini stok barang akan diperbaiki, di mana barang tidak boleh lebih tua dari tiga bulan. Maka dalam satu bulan barang tersebut harus kembali dihitung nilai barunya dan lain-lain. Hal ini disebut one step evolutionary change. Tapi perubahan ini juga harus dilakukan dengan cukup revolusioner, maksudnya, harus dilakukan dengan jangkan waktu yang tidak terlalu lama dan perubahan yang dilakukan harus memberikan terobosan baru yang lebih efektif. Intinya, dalam perubahan kita harus menggunakan action secara besar. Karena jika perubahan action-nya pelan, maka tidak akan terasa dampaknya. Jadi kalau kita ingin melakukan perubahan dalam perusahaan kita, maka kita harus mengingat bahwa kita ingin merubah apanya. Perubahan itu harus step by step, tidak bisa langsung secara revolusioner. Tetapi cara kita melakukan action atau "pemaksaan" untuk perubahan itu harus cukup revolutionary. Demikian business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat. 



Risk vs Return
Ada salah seorang peserta yang sangat ngotot untuk meminta jawaban, bagaimana caranya berbisnis dengan risiko yang kecil atau minim, tetapi untungnya besar dan selalu sukses.Saya hanya tertawa. Karena bisnis seperti itu tidak ada. Tetapi setelah dikejar-kejar pertanyaan oleh beberapa peserta, saya lalu menjabarkannya lebih rinci. There is no way we can gain more without risking more. Bahwa tidak ada cara untuk mendapatkan keuntungan lebih tanpa risiko yang lebih pula. Kalimat ini sebetulnya adalah cardinal rule atau hukum paling utama dalam berbisnis. Intinya adalah, dalam setiap bisnis apapun kalau kita meminta return atau keuntungan yang lebih besar, maka risikonya pasti akan lebih besar juga. Ini adalah peraturan yang paling sederhana dan di manapun akan seperti itu. Seperti saat Anda membeli lotere, berjudi dan sebagainya. Beli 1.000 berharap mendapat satu juta, maka probabilitasnya sangat kecil sekali. Jadi tidak ada dalam bisnis apapun, kalau kita menginginkan hasil yang lebih tanpa risiko sama sekali. Kalau Anda lihat deposito yang dijamin pemerintah dengan bunga 9 persen dan masih harus dipotong pajak, kemudian bilang bahwa ini tidak ada risikonya. Anda juga akan menanamkan modal Anda ke dalam obligasi dengan bunga 14-15 persen tanpa dipotong pajak dengan berharap tanpa ada risiko. Sebenarnya tidak ada bisnis yang mungkin tanpa ada resiko. Karena semuanya pasti                                                                  
ada risikonya, walau itu sekecil apapun. Anda harus lihat setiap bisnis apapun semakin besar return atau hasilnya, semakin besar pula risikonya. Itu adalah hal yang paling umum. Kita sebagai seorang businessman harus mempunyai kemampuan opportunity analyzing atau analisa kesempatan. Kemudian menghitung kesempatan itu berapa besar. Sehingga selain opportunity analyzing, kita juga harus bisa opportunity grabbing atau menangkap kesempatan yang ada. Yang dijadikan kunci adalah intuisi kita untuk mau maju, mau memutuskan mana yang benar, mana pula yang salah. Karena kita bisa saja salah. Pasalnya kita tidak mungkin selalu benar dalam berbisnis. Tetapi kalau kita sudah lama berbisnis, biasanya kita akan tahu kira-kira mana yang bisa memberikan keuntungan lebih tinggi. Jadi, mitra bisnis, pertama kita harus tahu bahwa keuntungan dan risiko adalah sesuatu yang berimbang. Karena tidak ada bisnis yang memberikan keuntungan besar tanpa ada risiko yang besar pula. Kedua, kita harus bisa melihat kesempatan dan menangkap kesempatan itu menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan kita. Kemudian dengan menggunakan intuisi, jadilah untuk lebih maju. Demikian business wisdom hari ini. Semoga apa yang telah saya sampaikan di atas dapat membantu Anda untuk menjadi orang-orang sukses.
  



Salesmanship: Prinsip Membalas Budi
Hal ini sering dimanfaatkan oleh staff marketing dengan memberikan hadiah kecil. Jika Anda pergi ke sebuah pameran, biasanya pengunjung akan mendapatkan hadiah premium kecil dari para peserta pameran. Dengan demikian, para pengunjung merasa senang dengan perusahaan yang memberi hadiah-hadiah itu, meskipun bentuknya kecil. Dari sini, para sales ini akan lebih mudah mempengaruhi dan melakukan penjualan pada pengunjung pameran yang menerima hadiah tersebut. Tetapi sebenarnya, strategi yang jalankan para staff marketing ini adalah memberikan sesuatu dengan pengharapan bahwa ia akan mendapat atau menerima kembali sesuatu yang lebih. Contoh sederhana, dulu kalau ibu atau nenek belanja ke pasar, penjaja buah biasanya mempersilakan calon pembeli untuk mencicipi dulu. Hal ini dikarenakan kalau orang telah mencoba beberapa kali tetapi tidak membeli, orang tersebut akan merasa sungkan. Menurut sebuah penelitian, data menunjukkan bahwa dengan memberikan sesuatu yang kecil, orang itu akan mencoba membalas budi Anda. Setiap orang itu mempunyai tendensi untuk mengembalikan sesuatu yang telah diberikan oleh orang lain. Hal ini bisa terjadi karena semenjak masih kecil, kita selalu diajari untuk membalas budi pada orang yang berbuat baik bagi kita. Contoh lainnya, kadang-kadang kita melihat orang memberi bunga sambil meminta uang sumbangan. Atau tukang lap kaca mobil di jalan akan membersihkan kaca mobil                                                            
Anda dulu, baru kemudian meminta uang. Andapun jadi merasa sulit untuk menolak permintaan tersebut. Kalau Anda lihat, hal ini banyak sekali dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari pedagang sampai dengan pemilik toko. Hal ini secara psikologi membuat Anda berhutang budi dan merasa sungkan. Akhirnya Anda pun akan membeli barang yang ditawarkan. Para penjual yang baik, dengan cara tidak sadar dia sudah memanfaatkan strategi psikologi ini karena pengalaman yang ia terima di lapangan. Kalau dalam dunia jual – beli komputer, kita sering memberikan software kepada orang yang membeli komputer kita. Suatu ketika dia jika dia melihat ada yang membutuhkan computer, dia akan memberikan referensi kepada orang lain untuk membeli komputer dari toko kita. Pada dasarnya, setiap orang memang ingin membalas budi orang lain. Karena itu, kalau kita memberikan sesuatu kepada orang lain, maka orang itu akan berusaha membalas budi pada kita. Hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menjual sesuatu atau mempengaruhi orang lain agar berdiri di pihak kita. Sebagai penjual, kita harus bisa memanfaatkan hal ini. Sebaliknya juga sebagai pembeli, kita harus berhati-hati terhadap orang yang memakai strategi ini. Demikian business wisdom kali ini. Semoga strategi balas budi ini bisa mengilhami Anda dalam menjalankan bisnis. Sukses untuk bisnis Anda.

Segmentation and Customer Satisfaction
Pertama adalah cerita dari perusahaan retail yang sangat disegani di Amerika, Nordstrom. Nordstrom adalah sebuah perusahaan retail seperti layaknya Matahari Dept. Store, tetapi sangat up scale dan disegani di Amerika. Salah satu semboyan yang paling terkenal dari perusahaan ini adalah bahwa kalau Anda tidak puas membeli barang di sana, dapat Anda kembalikan di seluruh cabang dan kapan saja. Tidak hanya sebulan setelah pembelian, tetapi setahun setelah Anda membeli barangnya dan tidak cocok, Anda boleh mengembalikannya. Anda pun akan mendapat refund penuh dari perusahaan ini.

Suatu hari ada customer yang datang ke kantor perusahaan ini dan mengembalikan empat buah ban. Dia bilang telah membeli keempat ban tersebut dan ternyata dia tidak menyukai ban tersebut. Dia meminta US 250 seperti yang telah dia belanjakan untuk ban tersebut beberapa waktu lalu. Namun receive -nya sudah hilang.Petugas Nordstrom berargumen sebentar. Akhirnya petugas tersebut membayar juga sejumlah US 250 kepada orang tersebut. Yang menarik adalah, ternyata Nordstrom tidak pernah berjualan ban mobil dalam sejarahnya.

Penjual tahu bahwa Nordstrom tidak pernah jualan ban dan dia berbohong. Tetapi di perusahaan tersebut customer satisfaction adalah nomor satu dan penting dalam bisnis itu. Maka perusahaan tersebut tetap membayar refund tersebut. Cerita ini menjadi legenda kehebatan dari perusahaan yang telah memberikan customer satisfaction.

Kalau kita lihat sebaliknya dari Herb Kelleher, salah satu perusahaan penerbangan Amerika. Herb Kelleher dari South West Airlines adalah sebuah perusahaan penerbangan yang mengutamakan harga murah. Kalau perusahaan lain menjual tiket US 300 dari titik A ke titik B di Amerika, dia akan menjual US 175. Tetapi untuk strategi itu, dia harus cut cost. Maka semuanya harus lebih murah dan tidak ada booking awal, stewards-nya lebih sedikit dan lain-lain. Yang paling utama bagi perusahaan ini adalah bisa                                                         
menyediakan sebuah penerbangan dengan harga yang sangat murah. Sedangkan customer satisfaction adalah hal kedua.

Pada suatu hari ada sebuah surat yang ditulis oleh seorang perempuan yang pernah naik pesawatnya dan sekarang dia complain. Dia complain, karena mau mengurus tiketnya susah, duduknya kurang nyaman, mau minum tidak ada dan lain-lain. Complain tersebut demikian panjangnya sehingga mencapai satu setengah halaman. Tim customer service satisfaction membalas surat tersebut sepanjang tiga halaman dengan menerangkan segala macam alasan.

Sebelum surat tersebut keluar, CEO perusahaan ini Herb Kelleher, meminta surat itu dan menanyakan apa isi surat tersebut. Surat tersebut dirobek-robeknya karena terlalu panjang. Kemudian dia mengambil kertas kosong bertanda logo perusahaannya kemudian dia menuliskan sesuatu di atasnya. Dia menulis, "Dear Madam, thanks you that you have been flying with us. Next time, fly other airlines. Sincerely. Herb Kelleher. CEO".

Inti jawaban CEO itu adalah  kalau memang perempuan itu tidak puas dengan pesawat South West Airlines, maka diharapkan orang itu naik pesawat lain saja. Karena menurut dia, orang yang komplain dengan banyak hal tentang pesawatnya adalah bukan target market dari perusahaannya. Target market perusahaan dia adalah orang yang mementingkan harga mudah dan sampai ke tempat tujuan serta tidak perlu service macam-macam.

Kita lihat Nordstrom dan South West Airlines ini bahwa dalam customer satisfaction, kita tidak harus memberikan service kepada pelanggan kita sebaik-baiknya. Tetapi service yang tepat dan sesuai yang diharapkan oleh klien itu dari perusahaan kita.

Demikian business wisdom kali ini. Semoga pengalaman dua perusahaan tentang pelayanan tersebut bisa diambil manfaatnya. Sukses untuk bisnis dan karir Anda.


Signaling Effect
Seringkali kita melihat bahwa sebuah perusahaan mempunyai aturan tertentu. Misalnya, semua orang tidak boleh libur pada hari Sabtu, karena pada hari itu ramai-ramainya konsumen yang datang ke perusahaan kita.Tapi kadang kala kita melanggar aturan tersebut. Alasannya karena kesibukan atau hal lain yang menyebabkan karyawan kita ijin untuk tidak masuk kerja, dan anda mengijinkannya. Pernahkah anda memikirkan akibat tindakan anda ini? Kejadian ini bisa memberikan signal kepada yang lain, bahwa aturan yang berlaku di perusahaan itu sebenarnya bukanlah aturan yang baku. Artinya, boleh dilanggar sedikit-sedikit. Ini adalah sebuah contoh yang jelek dalam me-running perusahaan. Kadang kita harus berpikir bahwa dengan memberikan ijin kepada satu orang, mungkin secara peusahaan tidak ada ruginya. Tetapi kejadian ini memberikan sebuah gambaran kepada karyawan lain, masih bisa ‘ditawar’ lagi. Signal keluar yang ditangkap karyawan adalah bahwa kita tidak tegas. Kita tidak memegang aturan perusahaan. Hal ini akan menimbulkan sebuah pandangan yang jelek, walaupun sebetulnya tidak ada tujuan untuk itu. Seperti cerita kuno, Zhu Ge Liang dari Kisah Tiga Kerajaan diperintahkan untuk mlatih seribu orang selir Kaisar dalam hal baris – berbaris. Ia menjadikan dua orang selir kesayangan Sang kaisar sebagai komandan pasukan selir tersebut. Ia kemudian memerintahkan agar para selir berbaris rapi saat genderang ditabuh. Apa daya, para selir yang tidak pernah memperoleh pelatihan baris berbaris justru tertawa cekikikan saat genderang perang ditabuh. Zhu Ge Liang pun berkata lagi, “Ah, baiklah. Mungkin kalian kurang jelas mendengar perintahku. Kali ini kutegaskan, bila genderang perang ini ditabuh, kalian semua harus berbaris dengan rapi. Bila tidak, kedua komandan ini harus bertanggung jawab karena tidak bisa mengatur anak buahnya. Mereka akan dihukum penggal!” Maka, sekali lgi genderang ditabuh, dan para selir ini masih saja cekikikan! Zhu Ge Liang pun marah dan menyuruh kedua selir kesayangan Kaisar agar dipenggal, sesuai dengan kata – katanya! Sang Kaisar memohon agar kedua selir ini tidak dipenggal, namun Zhu Ge Liang tetap memenggal keduanya. Melihat hal ini, Kaisar pun murka dan memanggil Zhu Ge Ling. Dihadapan Sang Kaisar, Zhu Ge Liang menjelaskan, “Yang Mulia, hamba sudah memberikan penegasan yang cukup pada selir – selir Baginda. Tapi mereka tidak menghiraukan penjelasan saya. Maka saya menugaskan kedua selir baginda untuk memimpin, tapi mereka juga tidak dapat menjalankan tugasnya. Tidak ada cara lain, mereka harus                                                               
dihukum sesuai dengan kesalahannya! Jika tidak, kelak seluruh selir Baginda yang berjumlah seribu orang itu tidak akan ada yang mau menurut!” Mendengar hal ini, Sang Kaisar pun akhirnya mengerti dan memaafkan Zhu Ge Ling, meskipun ia sangat berduka. Dan benarlah seperti kata sang penasehat, pada saat genderang perang ditabuh lagi, kali ini para selir dapat berbaris dengan rapi karena takut dihukum penggal pula. Dari kisah diatas kita bisa mengambil sebuah hikmah, bahwa dalam setiap tindakan kita, terjadi signaling dan signal ini ditangkap dengan cepat oleh seluruh karyawan kita.Signal ini harus sesuai dengan tujuan yang kita inginkan. Lalu kita perbandingkan nilai signal ini berapa, biaya yang terjadi sebagai akibat tindakan kita itu berapa. Berat mana hasil yang kita dapatkan dari signal itu. Sebagai contoh, misalkan kita harus mengeluarkan beberapa karyawan untuk perampingan dan pengurangan biaya. Pertanyaannya adalah, dengan mengeluarkan tiga karyawan ini kita bisa menghemat berapa, lalu signal apa yang kita keluarkan yang diterima oleh karyawan lain. Begitu karyawan lain kita mengeluarkan tiga orang untuk melakukan penghematan, mereka berpikir apa. Apakah mereka akan berpikir setelah ini giliran siapa? Saya kapan dikeluarkan? Apa yang harus saya lakukan untuk menjaga diri sendiri? Maka karyawan yang terbaik yang mampu mencari pekerjaan di luar mulai mencari pekerjaan di luar. Ini adalah signal yang keluar. Yang kita hemat apa? Gaji tiga orang telah kita hemat. Mana yang lebih berharga kalau memang jumlahnya itu substansial. Tetapi bila penghematan itu cuma sedikit, lalu signal yang keluar dari keputusan Anda itu adalah sesuatu yang jelek sekali. Maka Anda pada long run-nya akan lebih rugi dibandingkan dengan hal itu. Tentu ada banyak cara untuk mem-balance signal itu. Misalnya Anda keluarkan tiga tetapi Anda meng-hire lagi yang baru sehingga karyawan lain menganggap bahwa yang dikeluarkan adalah yang tidak kompeten. Kadang orang berpikir dengan frame of reference, atau oleh pandangan dia sendiri bukan pandangan Anda. Anda mungkin berpikir bahwa Anda tidak pernah mengeluarkan statement seperti A, tetapi orang lain yang melihat dan berpikir dengan latar belakang pemikiran yang lebih sederhana akan mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri yang sebenarnya tidak sama dengan yang Anda pikirkan. Maka kita harus lebih berhati-hati dalam melakukan keputusan-keputusan dari perusahaan. Terutama yang memberikan signal kepada orang lain tentang sesuatu hal. Mulai dari hal-hal kecil sampai dengan hal-hal besar.



Prinsip2 Kesuksesan Untuk Mencapai Tujuan Anda.
Market buku self help saat ini berkembang dengan sangat pesat, sebuah
survey di Inggris melihat sekmen marketnya tahun 2004 lalu naik 32 %
sedangkan market buku keseluruhan hanya tumbuh 5 %. Berbagai topik
bahasannyapun tidak lagi berlingkup di sekitar pengembangan diri saja,
tapi juga mulai merambah ke topik lain seperti hidup sehat, olah raga,
dan bisnis. Buku bisnis pun banyak yang dibuat dalam format self help,
diawali dengan “One Minute Manager”, “GungHo”, ‘Who Moved My Cheese’,
hingga “Fish”. Gaya yang ringan, mudah dicerna, dan memotivasi kita.
Jack Canfield, bersama dengan Mark Victor Hansen, menulis serial
Chicken Soup for the Soul, yang telah menjadi bestsellers di industri
buku self help. Kali ini bersama dengan Janet Switzer, Jack Canfiled
telah menghasilkan sebuah karya klasik yang akan bertahan sepanjang
masa, seperti juga buku Dale Carnegie “How To Win Friends and Influence
People”, penulis percaya buku “The Success Principles” ini akan tetap
bertahan sampai 30 tahun lagi, menjadi sebuah karya klasik untuk gerne
jenis klasikal self help.
Dalam buku ini dijabarkan, jika anda ingin sukses dalam setiap tindakan
anda, ada 4 hal yang harus anda miliki yaitu Goal (Tujuan), Action
(Tindakan), Improvement (Peningkatan), dan Persistence (Ketahanan).
Keempat hal ini telah terbukti dimiliki oleh semua tokoh penting dalam
sejarah dan dipraktekkan oleh semua tokoh sukses dunia dalam mencapai
posisinya saat ini.
Yang pertama adalah Goal atau Tujuan. Dalam hidup ini anda tentunya
memiliki sesuatu yang ingin anda raih, ingin anda dapatkan dengan
seluruh usaha anda, dan itulah yang menjadi Tujuan anda. Kata kunci
terpenting disini adalah kata “anda”. Apabila anda telah menemukan apa
yang menjadi tujuan anda, jagalah fokus anda pada tujuan tersebut.
Percayalah bahwa impian anda tersebut bisa diraih dan anda sendiri yang
akan meraihnya. Impian anda adalah benih kesusksesan anda sendiri.
Kemudian tulislah impian anda secara detail, kapan anda akan meraihnya,
dan bagaimana anda akan mengusahakannya. Ini akan membantu anda untuk
memfokuskan tindakan anda, juga memberi anda sense of commitment dengan
diri anda sendiri untuk memenuhi impian tersebut. Sebelum Bruce Lee
menjadi sangat terkenal, ia menulis surat bagi dirinya sendiri yang
isinya adalah “Pada tahun 1980 saya akan menjadi Bintang Asia yang
paling terkenal di Hollywood dan menabung sebesar 10 juta Dolar…
Sebagai gantinya saya akan memberikan akting terbaik saya di depan
kamera dan hidup dengan tenang dan damai.” Bruce Lee tahu apa yang
benar – benar dia inginkan, kapan ia harus meraihnya, dan ia
menuliskannya untuk membuat komitmen yang kuat bagi dirinya sendiri
dalam memenuhi impiannya. Kenyataannya, hingga saat ini, ia menjadi
salah satu legenda di Hollywood.
Setelah mengetahui Tujuan anda, maka yang perlu dilakukan selanjutnya
adalah Action atau Tindakan. Ambillah sebuah tindakan nyata untuk
mewujudkan mimpi anda. Jangan lagi menunda – nunda tindakan anda dengan
alasan ‘Belum waktunya’, atau ‘Tidak ada pengalaman di bidang itu’,
atau ‘Tidak punya modal’. Anda hanya perlu bertindak dan segalanya akan
datang dengan sendirinya. Sekarang adalah waktunya anda bertindak,
pengalaman akan anda pelajari setelah anda mulai bertindak, dan modal
akan datang bila anda bertindak untuk mencarinya. Bila anda merasa
takut atau ragu – ragu, hadapilah ketakutan atau keraguan anda dan
lanjutkan tindakan anda. Jangan dulu merasa pesimis, tidak mampu, atau
takut gagal. Dibalik setiap kesusksesan akan ada setumpuk kegagalan
yang menjadi pembuka jalan bagi kesuksesan tersebut. Mulailah bertindak
untuk mewujudkan impian anda secara nyata. Just Go Do It.
Apabila anda telah memulai action anda, jangan pernah lupa untuk
melakukan improvement atau peningkatan. Teruslah bertanya pada diri
anda ‘Bagaimana saya bisa membuatnya lebih baik?’ atau ‘Bagaimana saya
bisa menjadikannya lebih efisien?’ atau ‘Bagaimana saya bisa membuat
ini menghasilkan lebih banyak profit?’. Carilah mentor, senior, atau
orang yang telah sukses di bidang yang anda geluti
dan belajarlah dari mereka. Berkonsultasilah pada mentor yang dapat
anda percaya untuk mendapatkan umpan balik yang membantu anda dalam
berkembang. Jangan pernah menolak kritik. Meskipun tidak sedap
didengar, kritik merupakan salah satu umpan balik yang sangat efektif
untuk memperbaiki kekurangan anda. Hal lain yang tidak kalah pentingnya
adalah memotivasi diri anda sendiri untuk terus melakukan perbaikan dan
peningkatan. Catat dan rayakanlah tiap keberhasilan dan peningkatan
yang telah anda raih untuk memotivasi diri anda sendiri di masa depan.
Hal terakhir yang harus anda miliki adalah Persistence atau ketahanan.
Meskipun anda memiliki tujuan, kemampuan bertindak, dan kemauan untuk
berkembang, tapi bila anda tidak memiliki ketahanan metal, anda tidak
akan dapat meraih sukses. Ketahanan ini berkaitan dengan kesungguhan
anda dalam melaksanakan setiap tindakan dan usaha anda. Ketahanan akan
membuat anda bangkit lagi dari setiap kegagalan anda dan berusaha untuk
selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tindakan anda. Amatlah
penting dalam perjalanan anda menuju sukses, untuk selalu mengingat
prinsip ABCD, Above and Beyond the Call of Duty. Selalu memberikan yang
terbaik, lebih dari apa yang diharapkan oleh klien atau konsumen anda.
Mengenai hal ini, Kevin Rogers, CEO dari Saatchi & Saatchi juga
mengatakan, “Jangan berikan apa yang mereka harapkan, berikan apa yang
mereka pikir mustahil untuk dilakukan.” Dan hal ini tidak mungkin anda
lakukan tanpa memiliki ketahanan mental yang luar biasa.
Hal penting yang juga sangat membantu dalam mewujudkan sukses anda
adalah dengan bergaul dengan orang yang sukses, atau lebih sukses dari
anda. Banyak orang tidak mau melakukan hal ini karena tidak suka merasa
minder atau ‘kalah bersaing’ dengan rekannya. Buang jauh – jauh pikiran
tersebut! Anda tentu sudah menyadari bahwa lingkungan pergaulan akan
mempengaruhi setiap tindakan dan sikap anda. Dengan bergaul bersama
orang yang sukses, secara perlahan anda akan belajar untuk bersikap dan
bertindak seperti dirinya. Dengan demikian, andapun kelak akan bisa
meraih sukses seperti kawan anda.
Anda juga harus mulai mengambil tanggung jawab penuh pada setiap hal
yang anda lakukan. Jangan lagi menyalahkan hal – hal diluar diri anda
untuk setiap kegagalan yang terjadi. Sesungguhnya, anda bisa
mendapatkan hasil yang anda inginkan dengan memberikan tindakan yang
tepat pada setiap situasi. Namun kebanyakan kita justru menunda
tindakan tersebut dengan berbagai alasan. Jangan ragu untuk menolak hal
– hal yang tidak anda inginkan dan laksakan setiap hal yang harus
dilakukan hingga selesai dengan tuntas.
Jangan pernah mengabaikan intuisi anda. Sebuah penelitian membuktikan
bahwa seseorang bisa menilai baik buruknya orang lain hanya dalam 5
menit pertama ia melihat orang tersebut. Dari penelitian ini terbukti
bahwa sebenarnya ada navigator dalam diri kita masing – masing yang
bisa membantu dalam pengambilan setiap langkah. Anda hanya perlu
membiasakan diri mendengar intuisi anda dan membedakannya dari keraguan
diri, dan intuisi ini akan semakin tajam seiring dengan bertambahnya
pengalaman anda.
Biasakan diri anda untuk memberikan pujian kepada siapapun dengan
tulus. Pujian memiliki kekuatan yang sangat besar untuk memotivasi,
mempererat hubungan, dan membawa anda menjadi social magnet. Social
magnet adalah orang –orang yang menjadi pusat perhatian dalam
pergaulan. Mereka adalah orang – orang yang dengan mudah dapat membuat
orang berkumpul disekitarnya dan memberikan kesan yang dalam. Social
Magnet mempunyai kesempatan sukses yang jauh lebih tinggi.
Buku setebal 473 halaman ini sangat menarik dan inspiratif. Dilengkapi
juga dengan guideline yang cukup mendetail dalam mengembangkan teknik –
teknik sukses seperti The Rule of 5 tentang memprioritaskan tindakan,
Daily Success Focus Journal tentang menindak lanjuti sukses harian
anda, dan masih banyak lagi. Sangat layak dibaca bagi setiap orang yang
ingin menjadi sukses dan lebih sukses dalam hidupnya. Dilengkapi dengan
kisah – kisah yang menginspirasi ala Chiken Soup, Jack Canfield dan
Janet Switzer seolah membukukan kesuksesan itu sendiri dan
membagikannya untuk anda.
 

The Age of Specialization
Anda lihat saja sinar laser. Sinar laser mempunyai kekuatan yang sangat lemah. Tetapi karena dia betul-betul terarah hanya pada satu titik, maka ia justru bisa dipakai untuk melakukan hal – hal yang tidak dapat dilakukan spectrum cahaya lain. Misalnya operasi, pemecahan terhadap kaca dan sebagaianya. Jadi sinar ini sangat powerful, karena dia sangat fokus.Sebaliknya. Sinar matahari yang kekuatannya milliaran kali dari sinar laser, tidak mampu memecahkan kaca, batu atau yang lain. Karena sinarnya tersebar kemana-mana. Begitu juga dengan kemampuan kita. Kalau kita menspesialisasikan diri pada bidang tertentu saja, kita cenderung akan jauh lebih baik daripada orang lain di bidang tersebut. Hal ini tentu akan lebih berguna daripada jika anda memiliki kemampuan yang merata di semua bidang, tapi semuanya rata – rata saja. Find the thing that you can do better than anyone else. Lakukan sesuatu yang yang terbaik, kemudian lupakan hal lain. Kenapa demikian? Di masa saat teknologi sudah begitu majunya, informasi sudah begitu banyak dan cepatnya, Anda sudah harus mulai menyadarri bahwa anda tidak bisa lagi melakukan segalanya sendirian. anda hanya bisa melakukan satu hal saja. Anda tidak mungkin juga berusaha untuk kenal semua orang. Anda hanya akan bisa kenal sebagian kecil saja. Dan anda tidak bisa berada di lebih dari satu tempat, sementara dunia ini terbuka begitu luas! Contohnya suatu hari mobil saya mogok di tengah jalan karena bannya meletus. Saya mencoba untuk mengganti ban sendiri. Karena tidak pernah mengganti sendiri,                                                           
maka saya berjuang setengah mati hanya untuk mencopot ban tersebut. Untung saya membawa HP untuk kemudian tanya kepada seorang teman, sebenarnya bagaimana cara mencopot ban tersebut. Setelah mendapat sedikit saran dari teman akhirnya saya bisa membuka ban tersebut.Setelah pulang saya sempat berpikir, alangkah bodohnya saya. Untuk mencopot ban saja harus minta bantuan. Tetapi setelah saya pikir lagi, saya sadar bahwa dalam hidup ini banyak hal yang saya tidak tahu. Banyak hal yang saya tidak bisa. Kita harus sadar bahwa kita tidaklah mungkin untuk menerima semua ilmu menjadi satu. Jaman ini adalah jaman spesialisasi. Kalau Anda mau hebat, Anda harus spesialisasi. Sehingga apa yang Anda kerjakan, akan Anda kerjakan dengan sangat baik. Anda akan menjadi yang terbaik di kelasnya. Anda menjadi orang yang sangat mampu, tetapi tidak perlu mengerjakan semuanya. Saya tidak perlu tahu bagaimana caranya mencuci yang baik atau memasak yang tepat. Tetapi saya perlu tahu bagaimana cara berbisnis yang baik. Bagaimana menularkan bisnis ini kepada teman-teman dengan sebaik-baiknya. Inilah dunia sekarang. Dunia surplus society yang berlebihan. Kita harus menjadi yang terbaik dalam sebuah hal yang kita lakukan. Kalau tidak, kita akan ditinggal oleh jaman, ditinggal oleh masyarakat kita. Kita harus menjadi hebat dalam satu hal. Demikian business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat bagi Anda dan orang-orang di sekitar Anda.
 
Work Hard, Work Smart
Bekerja keras itu adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai sukses. Tapi yang tidak kalah pentingnya, kita juga harus melakukan kerja keras kita dengan benar juga. Kadang-kadang banyak orang yang bekerja keras luar biasa pada cara, tujuan atau pendekatan yang salah, sehingga tidak pernah sukses dan pada akhirnya putus asa. Kalau orang bilang practice makes prefect, tetapi kalau imperfect practice (practice yang tidak benar) yang anda lakukan, maka hasinya tidak akan pernah perfect. Ada sesuatu yang lebih dari sekedar bekerja keras. Tapi bekerja dengan smart, atau smart working. Kita bisa melihat kegiatan kita sehari-hari. Mungkin bertahun – tahun kita sudah bekerja keras, pukul tujuh sudah pergi kantor sembilan malam baru pulang. Apalagi kalau ada makan malam dengan klien, lembur, luar kota, dan lain-lain. Tapi kenapa kita masih belum sukses juga? Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, apakah yang Anda lakukan itu sudah benar? Sudah tepatkah cara yang anda lakukan itu untuk mencapai sesuatu kesuksesan? Kata orang, "effort is the single most overrated trade in producing success". Bekerja keras dianggap oleh orang-orang akan selalu membawa sukses. Padahal, sukses itu tidak datang hanya dari kerja keras saja, tetapi dari banyak faktor lain seperti efisiensi, arah yang kita tuju, persiapan, kebenaran, produk dan kesempatan yang timbul. Ada sebuah perusahaan yang cukup bagus dan ramai. Suatu ketika perusahaan itu membuka cabang satu, dua bahkan hingga lima. Dengan bekerja luar biasa,                                                                
kenyatannya perusahaan tersebut tambah rugi. Dia heran kenapa? Setelah dianalisa, ternyata produk yang dijual profit-nya sedikit. Lalu dia mulai berpikir, bagaimana caranya memperbaiki situasi ini. Ini yang penting. Kadang-kadang kita harus berhenti bekerja keras untuk mau berpikir lebih tenang dan masuk ke pemikiran dan mempertanyakan pada diri sendiri. Apa yang harus saya perbaiki? Apa yang salah pada apa yang saya lakukan? Karena dengan hanya bekerja keras saja tidak akan membawa sukses. Tetapi bekerja keras dengan benar, mau menganalisa diri, melihat orang lain, belajar dari semua lini dengan benar, barulah Anda dapat mencapai sukses. Ini sangat penting, dan walaupun semua orang tahu, kadang-kadang kita melupakannya karena rutinitas harian kita. Maka apapun yang Anda lakukan sama dengan apa yang anda lakukan kemarin, tidak pernah dianalisa lagi. Maka hasilnyapun akan kurang lebih sama dengan yang Anda hasilkan dulu. Kalau Anda ingin melakukan perbaikan, Anda harus melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang dulunya belum pernah Anda lakukan. Jangan hanya sekedar menjalankan rutinitas hidup. Melakukan rutinitas yang sama bahkan akan lebih berbahaya, karena setelah lewat 5 atau 10 tahun Anda baru sadar kalau telah salah. Maka cobalah ambil sepotong waktu Anda meski hanya satu atau dua jam untuk berpikir dengan tenang. Lalu mengevaluasi terhadap apa yang sudah Anda lakukan selama ini. Tidak hanya sekedar bekerja dengan keras, tetapi juga bekerja dengan benar.

0 comments: