Posted by
Fahrizal
|
0
comments
R R's Changes
R R's Changes
Pada dasarnya ada 2 macam perubahan
yang bisa kita lakukan, yaitu perubahan secara revolutionary atau evolutionary.
Perubahan secara revolutionary lebih mengarah pada perubahan secara cepat dan
setempat untuk menghasilkan terobosan baru. Sedangkan perubahan evolutionary
akan memakan waktu lebih lama, tapi bisa menghasilkan perubahan secara lebih
menyeluruh. Dua hal ini sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan. Tetapi ada
solusi menarik yang menggunakan keduanya. Yang harus dilakukan adalah, kita
harus merubah secara evolutionary dalam cara berbisnis. Tetapi di dalam
pelaksanaannya harus berubah secara revolutionary. Misalnya, kalau saya
mempunyai perusahaan komputer maka saya akan merubah semuanya mulai dari cara
beli sampai dengan cara menjual. Dengan cara demikian, perusahaan kita akan
kacau. Tetapi kalau kita melakukan perubahan itu secara evolutionary, misalkan
dalam empat bulan
ini
stok barang akan diperbaiki, di mana barang tidak boleh lebih tua dari tiga
bulan. Maka dalam satu bulan barang tersebut harus kembali dihitung nilai
barunya dan lain-lain. Hal ini disebut one step evolutionary change. Tapi
perubahan ini juga harus dilakukan dengan cukup revolusioner, maksudnya, harus
dilakukan dengan jangkan waktu yang tidak terlalu lama dan perubahan yang
dilakukan harus memberikan terobosan baru yang lebih efektif. Intinya, dalam
perubahan kita harus menggunakan action secara besar. Karena jika perubahan
action-nya pelan, maka tidak akan terasa dampaknya. Jadi kalau kita ingin
melakukan perubahan dalam perusahaan kita, maka kita harus mengingat bahwa kita
ingin merubah apanya. Perubahan itu harus step by step, tidak bisa langsung
secara revolusioner. Tetapi cara kita melakukan action atau
"pemaksaan" untuk perubahan itu harus cukup revolutionary. Demikian
business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat.
Risk vs Return
Ada salah seorang peserta yang sangat
ngotot untuk meminta jawaban, bagaimana caranya berbisnis dengan risiko yang
kecil atau minim, tetapi untungnya besar dan selalu sukses.Saya hanya tertawa.
Karena bisnis seperti itu tidak ada. Tetapi setelah dikejar-kejar pertanyaan
oleh beberapa peserta, saya lalu menjabarkannya lebih rinci. There is no way we
can gain more without risking more. Bahwa tidak ada cara untuk mendapatkan
keuntungan lebih tanpa risiko yang lebih pula. Kalimat ini sebetulnya adalah
cardinal rule atau hukum paling utama dalam berbisnis. Intinya adalah, dalam
setiap bisnis apapun kalau kita meminta return atau keuntungan yang lebih
besar, maka risikonya pasti akan lebih besar juga. Ini adalah peraturan yang
paling sederhana dan di manapun akan seperti itu. Seperti saat Anda membeli
lotere, berjudi dan sebagainya. Beli 1.000 berharap mendapat satu juta, maka
probabilitasnya sangat kecil sekali. Jadi tidak ada dalam bisnis apapun, kalau
kita menginginkan hasil yang lebih tanpa risiko sama sekali. Kalau Anda lihat
deposito yang dijamin pemerintah dengan bunga 9 persen dan masih harus dipotong
pajak, kemudian bilang bahwa ini tidak ada risikonya. Anda juga akan menanamkan
modal Anda ke dalam obligasi dengan bunga 14-15 persen tanpa dipotong pajak
dengan berharap tanpa ada risiko. Sebenarnya tidak ada bisnis yang mungkin
tanpa ada resiko. Karena semuanya pasti
ada
risikonya, walau itu sekecil apapun. Anda harus lihat setiap bisnis apapun
semakin besar return atau hasilnya, semakin besar pula risikonya. Itu adalah
hal yang paling umum. Kita sebagai seorang businessman harus mempunyai
kemampuan opportunity analyzing atau analisa kesempatan. Kemudian menghitung
kesempatan itu berapa besar. Sehingga selain opportunity analyzing, kita juga
harus bisa opportunity grabbing atau menangkap kesempatan yang ada. Yang
dijadikan kunci adalah intuisi kita untuk mau maju, mau memutuskan mana yang
benar, mana pula yang salah. Karena kita bisa saja salah. Pasalnya kita tidak
mungkin selalu benar dalam berbisnis. Tetapi kalau kita sudah lama berbisnis,
biasanya kita akan tahu kira-kira mana yang bisa memberikan keuntungan lebih
tinggi. Jadi, mitra bisnis, pertama kita harus tahu bahwa keuntungan dan risiko
adalah sesuatu yang berimbang. Karena tidak ada bisnis yang memberikan
keuntungan besar tanpa ada risiko yang besar pula. Kedua, kita harus bisa
melihat kesempatan dan menangkap kesempatan itu menjadi sebuah bisnis yang
menguntungkan kita. Kemudian dengan menggunakan intuisi, jadilah untuk lebih
maju. Demikian business wisdom hari ini. Semoga apa yang telah saya sampaikan
di atas dapat membantu Anda untuk menjadi orang-orang sukses.
Salesmanship: Prinsip Membalas
Budi
Hal ini sering dimanfaatkan oleh
staff marketing dengan memberikan hadiah kecil. Jika Anda pergi ke sebuah
pameran, biasanya pengunjung akan mendapatkan hadiah premium kecil dari para
peserta pameran. Dengan demikian, para pengunjung merasa senang dengan
perusahaan yang memberi hadiah-hadiah itu, meskipun bentuknya kecil. Dari sini,
para sales ini akan lebih mudah mempengaruhi dan melakukan penjualan pada
pengunjung pameran yang menerima hadiah tersebut. Tetapi sebenarnya, strategi
yang jalankan para staff marketing ini adalah memberikan sesuatu dengan
pengharapan bahwa ia akan mendapat atau menerima kembali sesuatu yang lebih.
Contoh sederhana, dulu kalau ibu atau nenek belanja ke pasar, penjaja buah
biasanya mempersilakan calon pembeli untuk mencicipi dulu. Hal ini dikarenakan
kalau orang telah mencoba beberapa kali tetapi tidak membeli, orang tersebut
akan merasa sungkan. Menurut sebuah penelitian, data menunjukkan bahwa dengan
memberikan sesuatu yang kecil, orang itu akan mencoba membalas budi Anda.
Setiap orang itu mempunyai tendensi untuk mengembalikan sesuatu yang telah
diberikan oleh orang lain. Hal ini bisa terjadi karena semenjak masih kecil,
kita selalu diajari untuk membalas budi pada orang yang berbuat baik bagi kita.
Contoh lainnya, kadang-kadang kita melihat orang memberi bunga sambil meminta
uang sumbangan. Atau tukang lap kaca mobil di jalan akan membersihkan kaca
mobil
Anda
dulu, baru kemudian meminta uang. Andapun jadi merasa sulit untuk menolak
permintaan tersebut. Kalau Anda lihat, hal ini banyak sekali dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari pedagang sampai dengan pemilik toko. Hal ini
secara psikologi membuat Anda berhutang budi dan merasa sungkan. Akhirnya Anda
pun akan membeli barang yang ditawarkan. Para
penjual yang baik, dengan cara tidak sadar dia sudah memanfaatkan strategi
psikologi ini karena pengalaman yang ia terima di lapangan. Kalau dalam dunia
jual – beli komputer, kita sering memberikan software kepada orang yang membeli
komputer kita. Suatu ketika dia jika dia melihat ada yang membutuhkan computer,
dia akan memberikan referensi kepada orang lain untuk membeli komputer dari
toko kita. Pada dasarnya, setiap orang memang ingin membalas budi orang lain.
Karena itu, kalau kita memberikan sesuatu kepada orang lain, maka orang itu
akan berusaha membalas budi pada kita. Hal ini bisa dimanfaatkan dengan baik
untuk menjual sesuatu atau mempengaruhi orang lain agar berdiri di pihak kita.
Sebagai penjual, kita harus bisa memanfaatkan hal ini. Sebaliknya juga sebagai
pembeli, kita harus berhati-hati terhadap orang yang memakai strategi ini.
Demikian business wisdom kali ini. Semoga strategi balas budi ini bisa
mengilhami Anda dalam menjalankan bisnis. Sukses untuk bisnis Anda.
Segmentation
and Customer Satisfaction
Pertama adalah cerita dari perusahaan retail yang sangat
disegani di Amerika, Nordstrom. Nordstrom adalah sebuah perusahaan retail
seperti layaknya Matahari Dept. Store, tetapi sangat up scale dan disegani di
Amerika. Salah satu semboyan yang paling terkenal dari perusahaan ini adalah
bahwa kalau Anda tidak puas membeli barang di sana, dapat Anda kembalikan di seluruh cabang
dan kapan saja. Tidak hanya sebulan setelah pembelian, tetapi setahun setelah
Anda membeli barangnya dan tidak cocok, Anda boleh mengembalikannya. Anda pun
akan mendapat refund penuh dari perusahaan ini.
Suatu hari ada customer yang datang ke kantor perusahaan
ini dan mengembalikan empat buah ban. Dia bilang telah membeli keempat ban
tersebut dan ternyata dia tidak menyukai ban tersebut. Dia meminta US 250 seperti
yang telah dia belanjakan untuk ban tersebut beberapa waktu lalu. Namun receive
-nya sudah hilang.Petugas Nordstrom berargumen sebentar. Akhirnya petugas
tersebut membayar juga sejumlah US
250 kepada orang tersebut. Yang menarik adalah, ternyata Nordstrom tidak pernah
berjualan ban mobil dalam sejarahnya.
Penjual tahu bahwa Nordstrom tidak pernah jualan
ban dan dia berbohong. Tetapi di perusahaan tersebut customer satisfaction
adalah nomor satu dan penting dalam bisnis itu. Maka perusahaan tersebut tetap
membayar refund tersebut. Cerita ini menjadi legenda kehebatan dari perusahaan
yang telah memberikan customer satisfaction.
Kalau kita lihat sebaliknya dari Herb Kelleher, salah satu
perusahaan penerbangan Amerika. Herb Kelleher dari South West Airlines adalah
sebuah perusahaan penerbangan yang mengutamakan harga murah. Kalau perusahaan
lain menjual tiket US
300 dari titik A ke titik B di Amerika, dia akan menjual US 175. Tetapi
untuk strategi itu, dia harus cut cost. Maka semuanya harus lebih murah dan
tidak ada booking awal, stewards-nya lebih sedikit dan lain-lain. Yang paling
utama bagi perusahaan ini adalah bisa
menyediakan sebuah penerbangan dengan harga yang sangat murah.
Sedangkan customer satisfaction adalah hal kedua.
Pada suatu hari ada sebuah surat yang ditulis oleh seorang perempuan
yang pernah naik pesawatnya dan sekarang dia complain. Dia complain, karena mau
mengurus tiketnya susah, duduknya kurang nyaman, mau minum tidak ada dan
lain-lain. Complain tersebut demikian panjangnya sehingga mencapai satu
setengah halaman. Tim customer service satisfaction membalas surat tersebut sepanjang tiga halaman dengan
menerangkan segala macam alasan.
Sebelum surat
tersebut keluar, CEO perusahaan ini Herb Kelleher, meminta surat itu dan menanyakan apa isi surat tersebut. Surat tersebut
dirobek-robeknya karena terlalu panjang. Kemudian dia mengambil kertas kosong
bertanda logo perusahaannya kemudian dia menuliskan sesuatu di atasnya. Dia
menulis, "Dear Madam, thanks you that you have been flying with us. Next
time, fly other airlines. Sincerely. Herb Kelleher. CEO".
Inti jawaban CEO itu adalah
kalau memang perempuan itu tidak puas dengan pesawat South West
Airlines, maka diharapkan orang itu naik pesawat lain saja. Karena menurut dia,
orang yang komplain dengan banyak hal tentang pesawatnya adalah bukan target
market dari perusahaannya. Target market perusahaan dia adalah orang yang
mementingkan harga mudah dan sampai ke tempat tujuan serta tidak perlu service
macam-macam.
Kita lihat Nordstrom dan South West Airlines ini bahwa
dalam customer satisfaction, kita tidak harus memberikan service kepada
pelanggan kita sebaik-baiknya. Tetapi service yang tepat dan sesuai yang
diharapkan oleh klien itu dari perusahaan kita.
Demikian business wisdom kali ini. Semoga pengalaman dua
perusahaan tentang pelayanan tersebut bisa diambil manfaatnya. Sukses untuk
bisnis dan karir Anda.
Signaling Effect
Seringkali kita
melihat bahwa sebuah perusahaan mempunyai aturan tertentu. Misalnya, semua
orang tidak boleh libur pada hari Sabtu, karena pada hari itu ramai-ramainya
konsumen yang datang ke perusahaan kita.Tapi kadang kala kita melanggar aturan
tersebut. Alasannya karena kesibukan atau hal lain yang menyebabkan karyawan
kita ijin untuk tidak masuk kerja, dan anda mengijinkannya. Pernahkah anda
memikirkan akibat tindakan anda ini? Kejadian ini bisa memberikan signal kepada
yang lain, bahwa aturan yang berlaku di perusahaan itu sebenarnya bukanlah
aturan yang baku.
Artinya, boleh dilanggar sedikit-sedikit. Ini adalah sebuah contoh yang jelek
dalam me-running perusahaan. Kadang kita harus berpikir bahwa dengan memberikan
ijin kepada satu orang, mungkin secara peusahaan tidak ada ruginya. Tetapi
kejadian ini memberikan sebuah gambaran kepada karyawan lain, masih bisa
‘ditawar’ lagi. Signal keluar yang ditangkap karyawan adalah bahwa kita tidak
tegas. Kita tidak memegang aturan perusahaan. Hal ini akan menimbulkan sebuah
pandangan yang jelek, walaupun sebetulnya tidak ada tujuan untuk itu. Seperti
cerita kuno, Zhu Ge Liang dari Kisah Tiga Kerajaan diperintahkan untuk mlatih
seribu orang selir Kaisar dalam hal baris – berbaris. Ia menjadikan dua orang
selir kesayangan Sang kaisar sebagai komandan pasukan selir tersebut. Ia
kemudian memerintahkan agar para selir berbaris rapi saat genderang ditabuh.
Apa daya, para selir yang tidak pernah memperoleh pelatihan baris berbaris
justru tertawa cekikikan saat genderang perang ditabuh. Zhu Ge Liang pun
berkata lagi, “Ah, baiklah. Mungkin kalian kurang jelas mendengar perintahku.
Kali ini kutegaskan, bila genderang perang ini ditabuh, kalian semua harus
berbaris dengan rapi. Bila tidak, kedua komandan ini harus bertanggung jawab
karena tidak bisa mengatur anak buahnya. Mereka akan dihukum penggal!” Maka,
sekali lgi genderang ditabuh, dan para selir ini masih saja cekikikan! Zhu Ge
Liang pun marah dan menyuruh kedua selir kesayangan Kaisar agar dipenggal, sesuai
dengan kata – katanya! Sang Kaisar memohon agar kedua selir ini tidak
dipenggal, namun Zhu Ge Liang tetap memenggal keduanya. Melihat hal ini, Kaisar
pun murka dan memanggil Zhu Ge Ling. Dihadapan Sang Kaisar, Zhu Ge Liang
menjelaskan, “Yang Mulia, hamba sudah memberikan penegasan yang cukup pada
selir – selir Baginda. Tapi mereka tidak menghiraukan penjelasan saya. Maka
saya menugaskan kedua selir baginda untuk memimpin, tapi mereka juga tidak
dapat menjalankan tugasnya. Tidak ada cara lain, mereka harus
dihukum sesuai dengan kesalahannya! Jika tidak, kelak seluruh
selir Baginda yang berjumlah seribu orang itu tidak akan ada yang mau menurut!”
Mendengar hal ini, Sang Kaisar pun akhirnya mengerti dan memaafkan Zhu Ge Ling,
meskipun ia sangat berduka. Dan benarlah seperti kata sang penasehat, pada saat
genderang perang ditabuh lagi, kali ini para selir dapat berbaris dengan rapi
karena takut dihukum penggal pula. Dari kisah diatas kita bisa mengambil sebuah
hikmah, bahwa dalam setiap tindakan kita, terjadi signaling dan signal ini
ditangkap dengan cepat oleh seluruh karyawan kita.Signal ini harus sesuai
dengan tujuan yang kita inginkan. Lalu kita perbandingkan nilai signal ini
berapa, biaya yang terjadi sebagai akibat tindakan kita itu berapa. Berat mana
hasil yang kita dapatkan dari signal itu. Sebagai contoh, misalkan kita harus
mengeluarkan beberapa karyawan untuk perampingan dan pengurangan biaya.
Pertanyaannya adalah, dengan mengeluarkan tiga karyawan ini kita bisa menghemat
berapa, lalu signal apa yang kita keluarkan yang diterima oleh karyawan lain.
Begitu karyawan lain kita mengeluarkan tiga orang untuk melakukan penghematan,
mereka berpikir apa. Apakah mereka akan berpikir setelah ini giliran siapa?
Saya kapan dikeluarkan? Apa yang harus saya lakukan untuk menjaga diri sendiri?
Maka karyawan yang terbaik yang mampu mencari pekerjaan di luar mulai mencari
pekerjaan di luar. Ini adalah signal yang keluar. Yang kita hemat apa? Gaji
tiga orang telah kita hemat. Mana yang lebih berharga kalau memang jumlahnya
itu substansial. Tetapi bila penghematan itu cuma sedikit, lalu signal yang
keluar dari keputusan Anda itu adalah sesuatu yang jelek sekali. Maka Anda pada
long run-nya akan lebih rugi dibandingkan dengan hal itu. Tentu ada banyak cara
untuk mem-balance signal itu. Misalnya Anda keluarkan tiga tetapi Anda
meng-hire lagi yang baru sehingga karyawan lain menganggap bahwa yang
dikeluarkan adalah yang tidak kompeten. Kadang orang berpikir dengan frame of
reference, atau oleh pandangan dia sendiri bukan pandangan Anda. Anda mungkin
berpikir bahwa Anda tidak pernah mengeluarkan statement seperti A, tetapi orang
lain yang melihat dan berpikir dengan latar belakang pemikiran yang lebih
sederhana akan mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri yang sebenarnya tidak
sama dengan yang Anda pikirkan. Maka kita harus lebih berhati-hati dalam
melakukan keputusan-keputusan dari perusahaan. Terutama yang memberikan signal
kepada orang lain tentang sesuatu hal. Mulai dari hal-hal kecil sampai dengan
hal-hal besar.
Prinsip2 Kesuksesan Untuk Mencapai Tujuan Anda.
Market buku self help saat ini berkembang dengan sangat
pesat, sebuah
survey di Inggris melihat sekmen marketnya tahun 2004 lalu
naik 32 %
sedangkan market buku keseluruhan hanya tumbuh 5 %. Berbagai
topik
bahasannyapun tidak lagi berlingkup di sekitar pengembangan
diri saja,
tapi juga mulai merambah ke topik lain seperti hidup sehat,
olah raga,
dan bisnis. Buku bisnis pun banyak yang dibuat dalam format
self help,
diawali dengan “One Minute Manager”, “GungHo”, ‘Who Moved My
Cheese’,
hingga “Fish”. Gaya yang ringan, mudah dicerna, dan
memotivasi kita.
Jack Canfield, bersama dengan Mark Victor Hansen, menulis
serial
Chicken Soup for the Soul, yang telah menjadi bestsellers di
industri
buku self help. Kali ini bersama dengan Janet Switzer, Jack
Canfiled
telah menghasilkan sebuah karya klasik yang akan bertahan
sepanjang
masa, seperti juga buku Dale Carnegie “How To Win Friends
and Influence
People”, penulis percaya buku “The Success Principles” ini
akan tetap
bertahan sampai 30 tahun lagi, menjadi sebuah karya klasik
untuk gerne
jenis klasikal self help.
Dalam buku ini dijabarkan, jika anda ingin sukses dalam
setiap tindakan
anda, ada 4 hal yang harus anda miliki yaitu Goal (Tujuan),
Action
(Tindakan), Improvement (Peningkatan), dan Persistence
(Ketahanan).
Keempat hal ini telah terbukti dimiliki oleh semua tokoh
penting dalam
sejarah dan dipraktekkan oleh semua tokoh sukses dunia dalam
mencapai
posisinya saat ini.
Yang pertama adalah Goal atau Tujuan. Dalam hidup ini anda
tentunya
memiliki sesuatu yang ingin anda raih, ingin anda dapatkan
dengan
seluruh usaha anda, dan itulah yang menjadi Tujuan anda.
Kata kunci
terpenting disini adalah kata “anda”. Apabila anda telah
menemukan apa
yang menjadi tujuan anda, jagalah fokus anda pada tujuan
tersebut.
Percayalah bahwa impian anda tersebut bisa diraih dan anda
sendiri yang
akan meraihnya. Impian anda adalah benih kesusksesan anda
sendiri.
Kemudian tulislah impian anda secara detail, kapan anda akan
meraihnya,
dan bagaimana anda akan mengusahakannya. Ini akan membantu
anda untuk
memfokuskan tindakan anda, juga memberi anda sense of
commitment dengan
diri anda sendiri untuk memenuhi impian tersebut. Sebelum
Bruce Lee
menjadi sangat terkenal, ia menulis surat bagi dirinya
sendiri yang
isinya adalah “Pada tahun 1980 saya akan menjadi Bintang
Asia yang
paling terkenal di Hollywood dan menabung sebesar 10 juta
Dolar…
Sebagai gantinya saya akan memberikan akting terbaik saya di
depan
kamera dan hidup dengan tenang dan damai.” Bruce Lee tahu
apa yang
benar – benar dia inginkan, kapan ia harus meraihnya, dan ia
menuliskannya untuk membuat komitmen yang kuat bagi dirinya
sendiri
dalam memenuhi impiannya. Kenyataannya, hingga saat ini, ia
menjadi
salah satu legenda di Hollywood.
Setelah mengetahui Tujuan anda, maka yang perlu dilakukan
selanjutnya
adalah Action atau Tindakan. Ambillah sebuah tindakan nyata
untuk
mewujudkan mimpi anda. Jangan lagi menunda – nunda tindakan
anda dengan
alasan ‘Belum waktunya’, atau ‘Tidak ada pengalaman di
bidang itu’,
atau ‘Tidak punya modal’. Anda hanya perlu bertindak dan
segalanya akan
datang dengan sendirinya. Sekarang adalah waktunya anda
bertindak,
pengalaman akan anda pelajari setelah anda mulai bertindak,
dan modal
akan datang bila anda bertindak untuk mencarinya. Bila anda
merasa
takut atau ragu – ragu, hadapilah ketakutan atau keraguan
anda dan
lanjutkan tindakan anda. Jangan dulu merasa pesimis, tidak
mampu, atau
takut gagal. Dibalik setiap kesusksesan akan ada setumpuk
kegagalan
yang menjadi pembuka jalan bagi kesuksesan tersebut.
Mulailah bertindak
untuk mewujudkan impian anda secara nyata. Just Go Do It.
Apabila anda telah memulai action anda, jangan pernah lupa
untuk
melakukan improvement atau peningkatan. Teruslah bertanya
pada diri
anda ‘Bagaimana saya bisa membuatnya lebih baik?’ atau
‘Bagaimana saya
bisa menjadikannya lebih efisien?’ atau ‘Bagaimana saya bisa
membuat
ini menghasilkan lebih banyak profit?’. Carilah mentor,
senior, atau
orang yang telah sukses di bidang yang anda geluti
dan belajarlah dari mereka. Berkonsultasilah pada mentor
yang dapat
anda percaya untuk mendapatkan umpan balik yang membantu
anda dalam
berkembang. Jangan pernah menolak kritik. Meskipun tidak
sedap
didengar, kritik merupakan salah satu umpan balik yang
sangat efektif
untuk memperbaiki kekurangan anda. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya
adalah memotivasi diri anda sendiri untuk terus melakukan
perbaikan dan
peningkatan. Catat dan rayakanlah tiap keberhasilan dan
peningkatan
yang telah anda raih untuk memotivasi diri anda sendiri di
masa depan.
Hal terakhir yang harus anda miliki adalah Persistence atau
ketahanan.
Meskipun anda memiliki tujuan, kemampuan bertindak, dan
kemauan untuk
berkembang, tapi bila anda tidak memiliki ketahanan metal,
anda tidak
akan dapat meraih sukses. Ketahanan ini berkaitan dengan
kesungguhan
anda dalam melaksanakan setiap tindakan dan usaha anda.
Ketahanan akan
membuat anda bangkit lagi dari setiap kegagalan anda dan
berusaha untuk
selalu memberikan yang terbaik dalam setiap tindakan anda.
Amatlah
penting dalam perjalanan anda menuju sukses, untuk selalu
mengingat
prinsip ABCD, Above and Beyond the Call of Duty. Selalu
memberikan yang
terbaik, lebih dari apa yang diharapkan oleh klien atau
konsumen anda.
Mengenai hal ini, Kevin Rogers, CEO dari Saatchi &
Saatchi juga
mengatakan, “Jangan berikan apa yang mereka harapkan,
berikan apa yang
mereka pikir mustahil untuk dilakukan.” Dan hal ini tidak
mungkin anda
lakukan tanpa memiliki ketahanan mental yang luar biasa.
Hal penting yang juga sangat membantu dalam mewujudkan
sukses anda
adalah dengan bergaul dengan orang yang sukses, atau lebih
sukses dari
anda. Banyak orang tidak mau melakukan hal ini karena tidak
suka merasa
minder atau ‘kalah bersaing’ dengan rekannya. Buang jauh –
jauh pikiran
tersebut! Anda tentu sudah menyadari bahwa lingkungan
pergaulan akan
mempengaruhi setiap tindakan dan sikap anda. Dengan bergaul
bersama
orang yang sukses, secara perlahan anda akan belajar untuk
bersikap dan
bertindak seperti dirinya. Dengan demikian, andapun kelak
akan bisa
meraih sukses seperti kawan anda.
Anda juga harus mulai mengambil tanggung jawab penuh pada
setiap hal
yang anda lakukan. Jangan lagi menyalahkan hal – hal diluar
diri anda
untuk setiap kegagalan yang terjadi. Sesungguhnya, anda bisa
mendapatkan hasil yang anda inginkan dengan memberikan
tindakan yang
tepat pada setiap situasi. Namun kebanyakan kita justru
menunda
tindakan tersebut dengan berbagai alasan. Jangan ragu untuk
menolak hal
– hal yang tidak anda inginkan dan laksakan setiap hal yang
harus
dilakukan hingga selesai dengan tuntas.
Jangan pernah mengabaikan intuisi anda. Sebuah penelitian
membuktikan
bahwa seseorang bisa menilai baik buruknya orang lain hanya
dalam 5
menit pertama ia melihat orang tersebut. Dari penelitian ini
terbukti
bahwa sebenarnya ada navigator dalam diri kita masing – masing
yang
bisa membantu dalam pengambilan setiap langkah. Anda hanya
perlu
membiasakan diri mendengar intuisi anda dan membedakannya
dari keraguan
diri, dan intuisi ini akan semakin tajam seiring dengan
bertambahnya
pengalaman anda.
Biasakan diri anda untuk memberikan pujian kepada siapapun
dengan
tulus. Pujian memiliki kekuatan yang sangat besar untuk
memotivasi,
mempererat hubungan, dan membawa anda menjadi social magnet.
Social
magnet adalah orang –orang yang menjadi pusat perhatian
dalam
pergaulan. Mereka adalah orang – orang yang dengan mudah
dapat membuat
orang berkumpul disekitarnya dan memberikan kesan yang
dalam. Social
Magnet mempunyai kesempatan sukses yang jauh lebih tinggi.
Buku setebal 473 halaman ini sangat menarik dan inspiratif.
Dilengkapi
juga dengan guideline yang cukup mendetail dalam
mengembangkan teknik –
teknik sukses seperti The Rule of 5 tentang memprioritaskan
tindakan,
Daily Success Focus Journal tentang menindak lanjuti sukses
harian
anda, dan masih banyak lagi. Sangat layak dibaca bagi setiap
orang yang
ingin menjadi sukses dan lebih sukses dalam hidupnya.
Dilengkapi dengan
kisah – kisah yang menginspirasi ala Chiken Soup, Jack
Canfield dan
Janet Switzer seolah membukukan kesuksesan itu sendiri dan
membagikannya untuk anda.
The Age of Specialization
Anda lihat saja sinar laser. Sinar
laser mempunyai kekuatan yang sangat lemah. Tetapi karena dia betul-betul
terarah hanya pada satu titik, maka ia justru bisa dipakai untuk melakukan hal
– hal yang tidak dapat dilakukan spectrum cahaya lain. Misalnya operasi,
pemecahan terhadap kaca dan sebagaianya. Jadi sinar ini sangat powerful, karena
dia sangat fokus.Sebaliknya. Sinar matahari yang kekuatannya milliaran kali
dari sinar laser, tidak mampu memecahkan kaca, batu atau yang lain. Karena
sinarnya tersebar kemana-mana. Begitu juga dengan kemampuan kita. Kalau kita
menspesialisasikan diri pada bidang tertentu saja, kita cenderung akan jauh
lebih baik daripada orang lain di bidang tersebut. Hal ini tentu akan lebih
berguna daripada jika anda memiliki kemampuan yang merata di semua bidang, tapi
semuanya rata – rata saja. Find the thing that you can do better than anyone
else. Lakukan sesuatu yang yang terbaik, kemudian lupakan hal lain. Kenapa
demikian? Di masa saat teknologi sudah begitu majunya, informasi sudah begitu
banyak dan cepatnya, Anda sudah harus mulai menyadarri bahwa anda tidak bisa
lagi melakukan segalanya sendirian. anda hanya bisa melakukan satu hal saja.
Anda tidak mungkin juga berusaha untuk kenal semua orang. Anda hanya akan bisa
kenal sebagian kecil saja. Dan anda tidak bisa berada di lebih dari satu
tempat, sementara dunia ini terbuka begitu luas! Contohnya suatu hari mobil
saya mogok di tengah jalan karena bannya meletus. Saya mencoba untuk mengganti
ban sendiri. Karena tidak pernah mengganti sendiri,
maka
saya berjuang setengah mati hanya untuk mencopot ban tersebut. Untung saya
membawa HP untuk kemudian tanya kepada seorang teman, sebenarnya bagaimana cara
mencopot ban tersebut. Setelah mendapat sedikit saran dari teman akhirnya saya
bisa membuka ban tersebut.Setelah pulang saya sempat berpikir, alangkah
bodohnya saya. Untuk mencopot ban saja harus minta bantuan. Tetapi setelah saya
pikir lagi, saya sadar bahwa dalam hidup ini banyak hal yang saya tidak tahu.
Banyak hal yang saya tidak bisa. Kita harus sadar bahwa kita tidaklah mungkin
untuk menerima semua ilmu menjadi satu. Jaman ini adalah jaman spesialisasi.
Kalau Anda mau hebat, Anda harus spesialisasi. Sehingga apa yang Anda kerjakan,
akan Anda kerjakan dengan sangat baik. Anda akan menjadi yang terbaik di
kelasnya. Anda menjadi orang yang sangat mampu, tetapi tidak perlu mengerjakan
semuanya. Saya tidak perlu tahu bagaimana caranya mencuci yang baik atau memasak
yang tepat. Tetapi saya perlu tahu bagaimana cara berbisnis yang baik.
Bagaimana menularkan bisnis ini kepada teman-teman dengan sebaik-baiknya.
Inilah dunia sekarang. Dunia surplus society yang berlebihan. Kita harus
menjadi yang terbaik dalam sebuah hal yang kita lakukan. Kalau tidak, kita akan
ditinggal oleh jaman, ditinggal oleh masyarakat kita. Kita harus menjadi hebat
dalam satu hal. Demikian business wisdom hari ini. Semoga bermanfaat bagi Anda
dan orang-orang di sekitar Anda.
Work Hard, Work Smart
Bekerja keras itu adalah sesuatu
yang harus dilakukan untuk mencapai sukses. Tapi yang tidak kalah pentingnya,
kita juga harus melakukan kerja keras kita dengan benar juga. Kadang-kadang
banyak orang yang bekerja keras luar biasa pada cara, tujuan atau pendekatan
yang salah, sehingga tidak pernah sukses dan pada akhirnya putus asa. Kalau
orang bilang practice makes prefect, tetapi kalau imperfect practice (practice
yang tidak benar) yang anda lakukan, maka hasinya tidak akan pernah perfect. Ada sesuatu yang lebih
dari sekedar bekerja keras. Tapi bekerja dengan smart, atau smart working. Kita
bisa melihat kegiatan kita sehari-hari. Mungkin bertahun – tahun kita sudah
bekerja keras, pukul tujuh sudah pergi kantor sembilan malam baru pulang.
Apalagi kalau ada makan malam dengan klien, lembur, luar kota, dan lain-lain. Tapi kenapa kita masih
belum sukses juga? Bertanyalah kepada diri Anda sendiri, apakah yang Anda
lakukan itu sudah benar? Sudah tepatkah cara yang anda lakukan itu untuk mencapai
sesuatu kesuksesan? Kata orang, "effort is the single most overrated trade
in producing success". Bekerja keras dianggap oleh orang-orang akan selalu
membawa sukses. Padahal, sukses itu tidak datang hanya dari kerja keras saja,
tetapi dari banyak faktor lain seperti efisiensi, arah yang kita tuju,
persiapan, kebenaran, produk dan kesempatan yang timbul. Ada sebuah perusahaan yang cukup bagus dan
ramai. Suatu ketika perusahaan itu membuka cabang satu, dua bahkan hingga lima. Dengan bekerja luar
biasa,
kenyatannya
perusahaan tersebut tambah rugi. Dia heran kenapa? Setelah dianalisa, ternyata
produk yang dijual profit-nya sedikit. Lalu dia mulai berpikir, bagaimana
caranya memperbaiki situasi ini. Ini yang penting. Kadang-kadang kita harus
berhenti bekerja keras untuk mau berpikir lebih tenang dan masuk ke pemikiran
dan mempertanyakan pada diri sendiri. Apa yang harus saya perbaiki? Apa yang
salah pada apa yang saya lakukan? Karena dengan hanya bekerja keras saja tidak
akan membawa sukses. Tetapi bekerja keras dengan benar, mau menganalisa diri,
melihat orang lain, belajar dari semua lini dengan benar, barulah Anda dapat
mencapai sukses. Ini sangat penting, dan walaupun semua orang tahu, kadang-kadang
kita melupakannya karena rutinitas harian kita. Maka apapun yang Anda lakukan
sama dengan apa yang anda lakukan kemarin, tidak pernah dianalisa lagi. Maka
hasilnyapun akan kurang lebih sama dengan yang Anda hasilkan dulu. Kalau Anda
ingin melakukan perbaikan, Anda harus melakukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang
dulunya belum pernah Anda lakukan. Jangan hanya sekedar menjalankan rutinitas
hidup. Melakukan rutinitas yang sama bahkan akan lebih berbahaya, karena
setelah lewat 5 atau 10 tahun Anda baru sadar kalau telah salah. Maka cobalah
ambil sepotong waktu Anda meski hanya satu atau dua jam untuk berpikir dengan
tenang. Lalu mengevaluasi terhadap apa yang sudah Anda lakukan selama ini.
Tidak hanya sekedar bekerja dengan keras, tetapi juga bekerja dengan benar.
0 comments: